Jumat, 12 Agustus 2011

cinta hati dan hidup ku

..Saat terbujurku di pembaringan
tak dapat ku ‘tuk merengkuh indahnya duniaku
Saat penat tubuh menari-nari di jaringan syarafku
tak sanggup ku ‘tuk bercengkrama dengan alamku

Ooh.........
Betapa bahagia saat diri dapat tertawa
Betapa gembira saat jiwa terbuai canda
Tapi.... Yang terasa kini tak seperti yang diharap
Inilah takdir yang tak dapat ditolak
Inilah Cinta-Mu yang harus disambut dengan dzikir
Dan inilah Sayang-Mu yang disyukuri dengan tawaddu’

Ya Rabb...........
Terima kasih Kau telah menyayangi diri ini
Terima kasih Kau telah mengingatkan jiwa ini
Dan terima kasih atas karunia yang Kau berikan
Pada hamba-Mu yang tak berdaya dan hina ini....

Ya Rabb..........
Akan kuagungkan semua Cinta-Mu
Akan kuselami semua Karunia-Mu
Dan akan kusyukuri semua nikmat-Mu Ya Rabb.....

Ya Rabb.........
Panjangkanlah usiaku seiring dengan Rahmat-Mu
Muliakanlah hidupku senafas dengan Hidayah-Mu
Serta Cintailah jiwaku selaras dengan Karunia-Mu

Puisi ke – 17
Tangerang, 6 Desember 2005



Wahai kau yang di pojok sana.....
Kutahu apa yang kau harapkan
Kutahu apa yang kau dambakan
Dan akupun tahu kau tak berharap hidup
dan dilahirkan dalam duniamu kini

Tapi...itulah takdirmu
Itulah wujud kehidupan yang harus kau rengkuh
Jangan kau sesali semua itu
Jangan kau ingkari apa yang sudah digariskan

Sobat......
Setiap kata yang kau ucapkan penuh haru
Setiap lagu yang kau nyanyikan penuh rintihan
Dan setiap laku yang kau perankan penuh kesedihan

Sobat......
Kau takkan bisa merubah duniamu dengan
keterbatasan akalmu
Kau takkan bisa mengganti wajahmu dengan
keterbelakangan ilmumu

Sobatku di ujung jalan.....
Kau tak bisa kusentuh tetapi kau begitu menyentuhku
Kau jauh dari penglihatanku tetapi kau ada di depan mataku

Aku ingin kau bahagia tanpa dirundung kesedihan
Aku ingin kau tertawa dengan pancaran cahaya syurgamu
Dan aku ingin kau mulia dengan segala keterbatasanmu

Wahai Rabb Penguasa Hati......
Peliharalah mereka dengan segala cinta Mu
Sayangilah mereka walau kadangkala menghindar
Muliakanlah mereka walau seringkali lalai
Karuniakanlah mereka nikmat dan hidayah Mu
Walau mereka acapkali lupa

Rabb.....bahagiakanlah bagi hati-hati yang teraniaya...

Puisi ke – 18
Tangerang, Nopember 2005



Tuhan.......
Aku tak pernah menyangsikan Kasih Mu
Aku tak pernah meragukan Sayang Mu
Akupun tak pernah mengingkari takdir Mu
Tapi mengapa Tuhan.....?
Apa yang terjadi pada diri dan jiwa ini
Mengapa gundah selalu menghampiriku
Mengapa gelisah selalu menemaniku
Tuhan...... Berikanlah jawaban Mu
Aku mohon Tuhan....... Tunjukkanlah......

Puisi ke – 19
Tangerang, Nopember 2005



Tuhan.......
Jangan biarkan aku larut dalam dukaku
Jangan biarkan aku tenggelam dalam lamunan semuku
Jangan diamkan aku terlena dalam khilafku
Dan jangan biarkan tetesan airmataku menggenang kemerah-merahan

Tuhan......
Dengarkanlah rintihan doaku, agar selalu dalam rahmat Mu
Hapuskanlah airmataku, agar tak ada lagi
kesedihan yang mencengkramku
Redamkanlah amarah dan dendamku, agar terpancar cerah
cahaya hati nuraniku
Serta tenangkanlah gemuruh yang menggebu di dadaku
Sehingga aku dapat membaca isyarat Mu

Tuhan......
Kau begitu Agung dan Mulia
Hanya Kau yang yang dapat membolak-balikkan hatiku
Hanya Kau yang berkuasa atas hidupku
Dan...Hanya Kau yang pantas aku cintai
Tapi......Kenapa ada cinta lain bersemayam dihatiku.....?
Tuhan maafkan aku tlah membagi cintaku...

Puisi ke – 20
Tangerang, 21 Desember 2005



Kau begitu kunantikan
Kau yang selalu kurindukan
Tetapi kau tlah menghilang tanpa jejak
Dan kaupun lenyap bagaikan diselimuti kabut

Aku tak pernah tahu isi hatimu
Aku tak pernah mengerti maksud dari perhatianmu
Dan akupun tak pernah membalas senyummu
Sampai akhir perjumpaanmu

Sahabat hatiku......
Kini kau mengisi sebagian dalam mimpiku
Bayangmu selalu menari-nari dalam benakku
Andai karma itu ada dalam kehidupanku
Maka itulah yang kini keperankan

Tuhan.........
Biarkan dia menjadi kenangan bagiku
Aku tak berharap dia hadir dalam kehidupanku
Tapi hidupkanlah dia dalam wujud sahabatku yang lain
Sebagai pengganti dia yang tlah hilang

Tuhan........
Sayangilah orang-orang yang tlah mencintaiku
Cintailah mereka yang tlah mengisi relung hatiku
Serta bahagiakanlah mereka yang hatinya dipenuhi dengan cinta
Dan lindungilah mereka selalu dalam Rahmat Mu

Puisi ke – 21
Tangerang, 21 Desember 2005



Bunda..........
Itulah panggilan yang pantas kau sandang
Itulah cahaya yang selalu terpancar di matamu
Takkan pernah lepas sayangku terhadapmu
Takkan pernah terbayang bahagiaku jika kau tiada

Bunda...........
Ku tahu begitu banyak derita yang kau dera,
Demi aku yang ingin air susumu
Begitu banyak luka tlah tergores dihatimu,
Hanya untuk memberikan aku sesuap nasi
Sungguh banyak airmata yang tlah tertumpahkan,
Karena aku yang ingin kau selamatkan dari nista
Dan begitu besar pegorbanan yang tlah kau hadirkan,
Dalam menanti aku tumbuh dewasa

Bunda..........
Aku pernah meninggalkanmu dalam kesendirian
Aku pernah menjauhkanmu dari kasih sayangku
Dan akupun pernah mengabaikan nasehatmu dari hidupku
Sehingga membuat genangan airmata dikelopak matamu
Begitu hinanya aku di matamu tapi kau tetap memelukku
Begitu kotornya aku di sela kehidupanmu tapi kau tetap menciumku

Ooh bunda..........
Hatimu bagaikan permata di mataku
Wujudmu bagaikan bidadari dalam kehidupanku
Senyummu bagaikan air yang menyejukkan dahagaku
Dan nasehatmu bagaikan bunga dalam taman hatiku

Bunda..........
Ijinkan aku bersimpuh di kakimu,
Agar terhapus setitik luka di hatimu
Biarkan aku larut dalam rangkulan pelukmu,
Agar terobati sekuntum derita yang tlah kau simpan
Dan berilah aku waktu untuk mencium syurgaku,
Agar setiap titik bahagiamu dapat ku rasakan

Bunda..........
Kau adalah mutiara hatiku
Kau adalah pelita dalam perjalanan hidupku
Kau adalah bunga dalam jiwaku
Semoga Allah menyayangimu sebagaimana kau mencintaiku
Dan semoga khusnul khotimah di akhir hayatmu....
Amien..............

Puisi ke – 22
Tangerang, 22 Desember 2005



Sahabat..................
Dulu aku tak mengenalmu...
Dulu aku tak tahu siapa dirimu
Hanya waktulah yang mengenalkanmu
Dalam perjalanan hidupku

Sahabat..................
Kau adalah bunga yang indah
Kau adalah lautan yang luas
Dan kau adalah pelita yang menyala
Dalam marahmu kutahu ada sayangmu
Di balik kata-kata pedasmu kutahu ada perhatianmu

Sahabat...............
Senyummu bagai air menyejukkan dahaga
Kebaikanmu dapat menumbuhkan bunga-bunga yang layu
Semoga Allah senantiasa meridhoi setiap langkahmu....
Dan semoga Allah selalu mencintai dan menyayangimu.....
Amien..............

Puisi ke – 23
Tangerang, 17 Januari 2006



Waktu berlalu tak pernah akan berhenti
Dan kematianpun akan semakin mendekati
Bagaikan air mengalir menuju muaranya..

Dalam sekejap terhiasilah hati pada nuansa ukhrawi
yang mewarnai jiwa dan raga

Kekosongan hati adalah santapan bagi sang durjana
yang siap menyeret ke lembah curam lagi terjal
Kelemahan iman adalah selimut bagi sang pendosa
yang tiada pernah takut pada kematian

Siapkah diri yang menjalani hidup...?
Bagaimanakah takdir yang menggores pada diri...?

Rabb...
Terangilah jalan hidup ini, agar tak nampak gelap dalam jiwa
Luaskanlah ilmu dan fikir ini, agar tak terpedaya sang penggoda
Lapangkanlah dada ini, agar tak kotor hati dan darah
Dan kokohkanlah iman ini, agar selalu dapat berjumpa dengan Mu

Puisi ke-24
Tangerang, 13 Desember 2006



Aku punya Jiwa dan jiwa punya aku....
Aku tak pernah kesepian karena jiwa selalu bersamaku
Aku tak pernah bersedih karena jiwa selalu menghiburku

Saat aku jatuh Jiwa yang menolongku
Ketika aku jenuh Jiwa yang memperhatikanku
Dan sewaktu aku menangispun Jiwa yang menghiburku

Jiwa....
Kau lah teman sejatiku
Kau lah cahaya hatiku
Dan kaulah Mahkota kehidupanku
Jika kau tiada maka musnahlah diriku

Jiwa....
Kau mengajariku mengenal Asma Tuhanku
Kau melantunkan irama Rabbani pada Ruhku
Dan pasti kau akan berdalil di hari pembalasanku nanti

Rabb....
Bahagiakan lah Jiwa untukku seutuhnya
Cintailah Jiwa hatiku selamanya
Dan Bimbinglah Jiwa hidupku ke jalan Mu
Amin Ya Allah..
Ya Rabbal alamin....

Puisi ke-25
Tangerang, 14 Desember 2006




Saat badai tiba-tiba datang menerpa.....
seketika itupun nafasku terhenti
seakan lepas ruh dari raga
Aliran darah tersumbat di simpul nadi
seakan tak ingin mengalir kembali
Dan jiwapun ikut terbang melayang
Seakan tak hendak berjumpa dengan diri...

Tubuh lunglai, kaku tak bergeming ada di hadapanku
Terbaring membujur kearah Kiblat
Diam membisu tak menguntai kata
Hanya suara merdu KalamMu dari sang pendatang yang menggema

Yaa Rabb.....
Tak sanggupku melihat tubuh itu
Tak hendak aku berpisah dari tubuh itu
Tak kuasa aku dengan kebisuan tubuh itu

Yaa Rabb....
Andai aku boleh memohon, hidupkan tubuh kaku itu
Agar aku bisa merengkuhnya dengan hangat tubuhku
Dan andai aku boleh mengigau,akupun ingin seperti itu
Agar tak kurasa sekaratku dalam nyata

Yaa Rabb.....
Ampunilah diri yang lemah ini...
Semua adalah kuasa Mu yang ku junjung tinggi
Semua adalah Taqdir Mu yang ku ikhlaskan
Andai waktu dapat ditunda banyak cinta pasti didapat
Cinta tak sempurna dari sang pemikir yang tak berpikir

Rabb.......
Bimbinglah hati dan jiwa ini yang sempat hilang tak bertuan
Cintailah diri ini yang sempat kehilangan nyawa cinta Mu
Jernihkanlah akal ini yang sempat berpikir melebihi batas pikirku

Rabb.......
Terima kasih atas nafas yang telah Kau hembuskan
Terima kasih atas akal yang telah Kau sempurnakan
Terima kasih atas nikmat yang telah Kau karuniakan
Semoga Khusnul Khotimah dalam sisa perjalanan ini
Amiiin....

Puisi ke – 26
Tangerang, Mei 2007



Kuambil air yang suci dari tempat suci
Kubasuh mukaku yang penuh debu dan sedu
Kuberdiri menghadap kiblat ‘tuk berjumpa dengan Tuhanku
Kuangkat tanganku ‘tuk takbir mengagungkan nama Mu
Lalu tersungkurku bersujud ‘tuk menghiba kepada Mu
Dan kuangkat kedua tanganku ‘tuk memohon ridho dari Mu

Sungguh bahagia karena aku mengenalMu
Sungguh bahagia ketika aku menjumpaiMu

Semoga hanya Kau dalam jiwaku
Hanya Kau dalam hatiku
Dan hanya Kau dalam pikirku
Sampai akhir hayatku nanti
Amin Yaa Rabbal alamin...

Puisi ke – 27
Tangerang, Agustus 2007



Sahabat.......
Kau begitu cerdas dalam penglihatanku
Kau begitu ceria dalam alam sadarku
Dan kaupun begitu mulia dalam mata hatiku

Dalam wajahmu terpancar cahaya hatimu
Dalam langkahmu tergambar pesonamu
Dan dalam senyummu tersirat ketulusanmu

Semangatmu menumbuhkan inspirasiku
Ilmumu menyejukkan nuansa akalku
Dan penampilanmu menghiasi alam pikiranku

Yaa Rabb......
Sungguh indah hasil karya Mu
Sungguh sempurna ciptaan Mu

Sahabat.....
Semoga kau tetap tegar dalam setiap langkahmu
Selalu bahagia dalam perjalanan hidupmu
Selalu di ridhoi Allah dalam setiap kata-katamu
Dan selalu dihiasi bunga-bunga indah
dalam taman hatimu yang dirajut sutra

Yaa Rabb....
Bahagiakanlah mereka yang berhati mulia
Cintailah mereka yang selalu di jalan Mu
Lindungilah mereka yang mencintai jihad Mu
Karuniakanlah mereka ilmu yang bermanfaat
Dan Khusnul khotimah di akhir hayatnya..
Amien.............
Puisi ke – 28
Tangerang, 20 Januari 2008



Derai tawaku menyiratkan sedihku
Debar jantungku menandakan galauku

Detik demi detik kutebar senyumku
Tapi tak menumbuhkan bunga di taman hatiku
Waktu demi waktu kutebar pesonaku
Tapi tak meruntuhkan marah dan aroganku

Ku temukan cinta yang semu
dari seorang manusia yang semu
Ku rasakan sayang dalam fatamorgana
dari seorang hamba yang fatamorgana

Begitu ingin ku menjadi ombak yang lembut
Yang selalu bergulung dan saling berkejaran
Begitu ingin ku menjadi burung yang cantik
Yang selalu berkicau dan saling menyapa

Rabb........
Kunantikan selalu cinta Mu untukku
Kurindukan selalu sayang Mu untukku
Kurasakan selalu nikmat Mu untukku
Dan kupasrahkan hidupku hanyalah untuk Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar