Rabu, 09 November 2011

SYARAT BERBUAT MAKSIAT”

Bismillahirrahmanirrahiim……….
o Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata:
"Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat."
Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata:

"Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh
kamu melakukan maksiat."

Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya

"Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata:

"Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezeki-NYA."
Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata:

"Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah?

"Ya!" tegas Ibrahim bin Adham.

"Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya,
sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"

"Yang kedua," kata Ibrahim, "kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya!
Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati.

Ibrahim kembali berkata kepadanya:

"Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di
bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"

"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga.
Ibrahim menjawab:

"Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat
terlihat oleh-Nya!"

Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata:

"Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?"
"Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan
maksiat?" kata Ibrahim.

Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.
Ibrahim melanjutkan:

"Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya,
'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh"

Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar dan berkata:

"Wahai Ibrahim , mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permintaanku?"
"Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda
dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari
kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?"

Ibrahim pun menjawab:

"Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api
neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."

Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf.

Dia berkata:
"Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak
kehendaknya."

Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran.
"Mulai saat ini aku ingin bertaubat kepada Allah." katanya sambil teresak-esak.

Kesimpulan: JANGAN MELAKUKAN MAKSIAT

Wallahu ta’alaa a’lam bish-shawwab.

Semoga bermanfa'at :)

AKU LAFADZKAN CINTA DALAM TAFSIR KESETIAAN


Sebenarnya aku enggan berkata tentang ini dan sungguh aku ingin merahasiakan hatiku. tapi saat ini harus ada yang ku luruskan agar kelak tak ada lagi yang bertanya kepadaku dan agar tak ada lagi keraguan.

Sebagai pemuda Muslim aku punya semangat mempelajari Dien ini dengan sungguh-sungguh. Tapi tak jarang gejolak hati amat mengganggu, tak mampu aku merahasiakan walau lisan tak pernah berucap.

Cinta, apa itu cinta ? Bertahun-tahun aku berusaha mendefinisikannya namun belum aku temukan definisi yang tepat untuk rasa ini.

Tapi satu hal, dari awal pertama kali aku jatuh cinta kepada wanita sampai detik ini aku tidak pernah mengungkapakan dengan kata-kata,


tahukah engkau kenapa ?



Karena bagiku cinta itu bukan di lisan maka tak harus aku ucapkan.
Bagiku cinta itu bukan di jemariku hingga tak perlu aku menyentuhmu.
Dan bagiku cinta itu bukan di mataku maka tak harus jua aku menatapmu.

Dengan cinta aku ingin memuliakanmu, dengan cinta aku ingin menjaga rasa maluku dan dengan cinta aku ingin menjaga kehormatanmu.



Maka cinta bukanlah permainan bagiku, di balik cinta ada tanggung jawab. Di balik cinta ada kesungguhan, dan di setiap rasa cintaku aku menjanjikan kesetiaan.

Enam kali hatiku terjatuh ke lembah cinta, dan setiap rasa cinta itu aku selalu membuktikan arti kesetiaan walau akhirnya aku yang dikhianati. Tapi hatiku takkan pernah mati karena selalu tersiram embun suci yang terpancar dari cahaya dzikir pada illahi.



Kesetiaan akan muncul seiring rasa cinta, dan takkan padam dihembus waktu dan takkan sirna dengan jarak yang menjurang. Tahukah engkau kenapa ?

Karena bagiku kesetiaan adalah cermin kesabaran.
Karena bagiku kesetiaan adalah cermin ketulusan.
Karena bagiku kesetiaan adalah keistimewaan.

Sungguh aku sangat berhati-hati untuk mencintai dan akupun sangat berhati-hati untuk berhenti mencintai. Tahukah engkau kenapa ?

Karena bagiku cinta adalah kesungguhan maka harus sungguh-sungguh dalam segala hal.


Karena bagiku cintaku untuk sekali, bila aku mencintai wanita maka cukup sekali bila ia menolakku maka aku harus berhenti mencintainya dan takkan aku mencintainya lagi untuk kedua kali walau mungkin di lain waktu ia berbalik hati mencintaiku, tapi tidak bagiku untuk mencintainya. Cinta adalah kesempatan dariku yang tak akan datang dua kali. Aku takkan mencintai dua kali. Karena cukup bagiku satu kali mencintai sebagai harga mati.


Cinta adalah kesabaran dan keikhlasan yang menuntut kesetiaan.

Di setiap bait cintaku, aku janjikan kesabaran.

Di setiap bait cintaku, aku janjikan kesetiaan.

Di ujung dan di setiap sendi cintaku pasti terdapat keikhlasan.

Dan sekarang aku bimbang, haruskah aku tetap mencintai dia walau aku tahu tidak ada kejelasan ?

Ataukah aku harus berhenti mencintainya yg berarti aku takkan mencintainya lagi untuk yang kedua kalinya walaupun ia berbalik hati ?


Ya Allah tangguhkanlah aku dalam cinta, seperti tangguhnya Ali dalam kesabarannya menanti cinta.

Ya Allah sucikanlah hatiku dalam cinta seperti sucinya hati Salman al-Farisy dalam keikhlasannya...

oleh : Umar Ibrahim Al-Imanoelmoeslem

join grup
One Ummah
http://www.facebook.com/groups/195337003866398/