Rabu, 22 Februari 2012

♥♡ KESAKSIAN ♡♥

♥♡ KESAKSIAN ♡♥

♥♡ KESAKSIAN ♡♥


Dibawah rintik hujan
Ku saksikan Rahmat-♏U
Bersama gemuruh air jatuh dibebatuan
Ku lihat ke Maha Perkasaan-♏U
Disa'at burung berkicau dipepohonan menyambut pagi
Daku terbuai dalam kesucian dan keagungan-♏U
Ketika kemilau pelangi menghiasi langit
Ku saksikan ke Maha indahan dan ke Maha sempurnaan-♏U
Semilir angin menerpa wajah membawa kesejukan
Menyusup ke dalam pori², mengalir dalam setiap nadi
Hingga sampai ke hati menghantarkan kedamaian
Ku tahu kasih sayang-♏U meliputi sgala sesuatu
Di lembah ini ..dalam kesunyian, kesejukan dan kedamaian
Aku bersaksi, aku bertasbih, aku memuja dan memuji-♏U
Rabb.. Engkau tidak menciptakan smua ini dg sia²
Dakulah yg tLah berbuat sia² bergelimang dosa
♡ Engkaulah Yang ♏aha Perkasa & akulah si lemah, maka kuatkanlah aku
♡ Engkaulah Yang ♏aha ♏ulia & akulah si hina , maka muliakanlah aku
♡ Engkaulah Yang ♏aha Kaya & akulah si miskin, maka anugerahilah aku
♡ Akulah si pendosa & Engkaulah ♏aha Pengampun dosa
♡ ♏aha Suci Engkau... Maka jagalah aku dari azab neraka
♥ Rabb... Daku terlalu lemah menanggung azab-♏U
Jauhkanlah daku dari orang yang engkau campakkan ke neraka & Engkau hinakan
♥ Rabb...aku tLah mendengar seruan-♏U
Aku bersaksi Engkaulah Sang Pencipta
♡♥ Hanya u/ ♏U semata segala bentuk ibadah
Engkaulah pemilik sgala nama yang indah & sifat yang sempurna
Ampunilah dosaku, hapuslah kesalahanku, & wafatkanlah aku bersama orang² yang baik
♡♥ Rabb...berikanlah yang telah Engkau janjikan melalui Rasul-♏U
Janganlah hinakan daku di yaumil qiyamah
Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji

Kisah Tukang Cukur yang Mempertanyakan Adanya Tuhan


Kisah Tukang Cukur yang Mempertanyakan Adanya Tuhan

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS0MbZ9zh27ojofjW3HUaZ_4UNos5Nx6sGdNk0_Gs09qT4uqT6rudxgQQqnBx1GE1P_NRigY7x0Bqjuy8SO93pZXOA4BVjLtTYm20gfwql_TCWxlSxZQss9p8dLuqIArHRZImfo_rM0xY/s320/barbe1editr(2).JPG

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.

“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa Tuhan itu tidak ada? Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit??, mengapa ada anak terlantar??"

"Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker, istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,” Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.
“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,” Si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!” sanggah si tukang cukur.
”Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui.” Itulah point utama-nya!.

Sama dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi… orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan? Semua kembali pada diri kita masing-masing.

Minggu, 12 Februari 2012

 
 
 
 
 
 
2 Votes

Ya Allah….
Aku ingin curahkan isi hatiku padaMu
Ya Allah betapa sangat aku mencintainya
Aku merindukannya Ya Allah
Betapa sulit untukku menyembunyikan perasaan ini padanya
Betapa susahnya aku mencintainya dalam diam
Rasanya ingin ku ungkapkan semua yang aku rasakan padanya
Aku ingin dia tau apa yang kurasakan saat ini
Aku ingin dia membalas semua perasaan ku ini Ya Allah
Tapi Ya Allah….
Apalah daya ku
Aku hanya bisa menitipkan perasaan ku ini padaMu
Aku pasrahkan perasaan ku ini padaMu
Aku yakin Engkau akan memberikan yang terbaik
Aku akan mengungkapkannya disaat Engkau menuntunku untuk mengungkapkannya
Ya Allah
Mengapa Engkau datangkan perasaan ini pada hamba????
Apakah hamba sanggup Ya Allah menahan perasaan ini padanya????
Ya Allah bantulah hamba untuk mengikhlaskannya
Bantu hamba untuk tidak mengharap balasan dari apa yang hamba berikan padanya…
Ya Allah
Hamba titipkan perasaan cinta sayang rindu dan kasih hamba padanya kepadaMu
Berilah hamba yang terbaik Ya Allah…
Ya Allah hamba hanya ingin ungkapkan bahwa…..
Hamba slalu mencintai menyayangi dan merindukannya disini, didalam hati dan dalam diam hamba…
Hamba titip cinta sayang dan rindu padanya Ya Allah
Istiqomah Dalam Menutup Aurat Secara Sempurna PDF Cetak E-mail
Oleh redaksi   
Senin, 17 Oktober 2011 13:51

Oleh : Tias Yuliana

Tanya :

Setelah melalui proses pencarian dan pengkajian yang panjang, akhirnya beberapa hari lalu saya memutuskan untuk menutup aurat secara sempurna. Tidak hanya mengenakan kerudung tetapi juga beserta jilbabnya. Namun terkadang ada sedikit godaan dan kekhawatiran. Bagaimana sih agar saya bisa mengenakan jilbab dengan istiqomah? Bagaimana menghilangkan ketakukan-ketakutan itu? Apalagi kebijakan di kampus, saya tidak diperkenankan mengenakan jilbab ketika mengikuti kegiatan praktikum. Meskipun kerudung masih boleh dikenakan, tapi untuk jilbab tidak ada toleransi.

Yayuk - DPD IPB

Jawab :

Kewajiban Menutup Aurat Secara Sempurna

Pernahkah terpikir pertanyaan tentang, “kenapa kita harus mengenakan pakaian?” heehee... Jika kita mengaku sebagai seorang muslim tentu tidak akan menjawab “untuk menghindari masuk angin” J Berpakaian dengan tujuan utamanya untuk menutup aurat, merupakan suatu ibadah wajib bagi setiap kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Allah SWT berfirman :

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu, dan pakaian indah untuk perhiasan.“ [QS. al-A’raaf : 26]

Ya, pakaian untuk menutupi aurat dan sebagai “perhiasan” bagi diri kita. Aurat itu apa sih? Kenapa harus ditutupi? Menurut pengertian bahasa, aurat merupakan kekurangan dan sesuatu yang mendatangkan celaan (aurat manusia dan semua yang bisa mendatangkan rasa malu dan tercela bila terlihat). Aurat adalah bagian tubuh yang tidak boleh dilihat oleh wanita lain dan laki-laki lain yang memang tidak memiliki hak atasnya.

Bagian mana saja sih yang disebut aurat dan harus ditutupi dengan pakaian? Untuk muslimah batasan auratnya adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Rasulullah SAW bersabda :

Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.” [HR. Muslim]

Bagaimana syarat menutup aurat yang disyariatkan oleh Islam? Tentu saja menutup aurat harus dilakukan hingga warna kulitnya tertutup. Seseorang tidak bisa dikatakan menutup aurat, iika auratnya sekedar ditutup dengan kain atau sesuatu yang tipis sehingga warna kulitnya nampak. Menutup aurat hukumnya wajib bagi seluruh kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan dengan batasan yang telah ditentukan oleh syara’, dimanapun dan kapanpun. Bahkan ketika seseorang itu sedang sendiri tetap diwajibkan untuk menutup auratnya, kecuali jika ia sedang mandi, buang hajat, dan ketentuan lain yang dibenarkan oleh syara’.

Jilbab Kerudung

Syariat Islam tidak hanya memerintahkan seorang muslimah untuk menutup auratnya, tetapi juga mewajibkannya untuk mengenakan busana khusus jika hendak keluar rumah. Nah kewajiban mengenakan pakaian khusus di luar rumah ini terpisah dari kewajiban menutup aurat seperti sebelumnya. Jadi para wanita muslimah dikenakan dua hukum dalam hal menutup aurat : (1) menutup aurat saat di kehidupan privat (rumah) dan (2) menutup aurat dengan pakaian khusus ketika di kehidupan publik (di luar rumah).

Pertanyaan selanjutnya, pakaian luar rumah itu seperti apa? Apa bedanya dengan pakaian biasa yang kita kenakan?

Ok, sebelum membahas pakaian khusus di luar rumah, ada baiknya kita bahas dulu pakaian yang harus kita gunakan untuk kewajiban “menutup aurat” di wilayah privat (kewajiban pertama). Dalam konteks “menutup aurat”, syariat Islam tidak mensyaratkan bentuk pakaian tertentu atau bahan tertentu yang digunakan untuk menutup aurat. Syariat hanya mensyaratkan agar pakaian yang kita gunakan tidak menampakkan warna kulit. Jadi kalau di dalam rumah, mau pakai baju model dan warna apapaun tidak masalah, selama tidak menampakkan warna kulit.

Tetapi akan menjadi berbeda ketika seorang muslimah hendak keluar dari rumah. Dia harus mengenakan pakaian khusus (kewajiban kedua). Seorang muslimah wajib mengenakan khimar (kerudung) dan jilbab. Khimar dan kerudung ini harus dipakai diluar pakaian yang biasa kita kenakan. Jadi kayak pakai mantel atau jas.

Eeh tunggu dulu, khimar (kerudung) dan jilbab?

Yah benar, khimar (kerudung) berbeda dengan jilbab. Sedangkan selama ini banyak kaum muslimin yang menganggap bahwa keduanya adalah sama. Meskipun kita telah menutup seluruh tubuh (kecuali muka dan dua telapak tangan) serta mengenakan kerudung tapi belum mengenakan jilbab, yah sama ajah kita belum menutup aurat secara sempurna untuk kewajiban yang kedua (di kehidupan publik).

1. Perintah mengenakan khimar (kerudung)
Dalil yang menunjukkan perintah ini yakni firman Allah SWT :

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...” [QS. an-Nuur : 31]

Ayat ini menjelaskan perintah Allah kepada muslimah untuk mengenakan kerudung yang menutupi kepala, leher, hingga dadanya.

2. Perintah mengenakan jilbab
Sedangkan kewajiban mengenakan jilbab untuk wanita mukminat dijelaskan dalam surat al-Ahzab ayat 59. Allah SWT berfirman :

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mu’min : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” [QS. al-Ahzab : 59]

Kedua ayat di atas sudah sangat jelas kan, kalau kerudung dan jilbab itu adalah dua hal dan dua kewajiban yang terpisah tapi harus dikenakan bersama. Pada ayat kedua kita diperintahkan untuk mengenakan jilbab. Jika jilbab itu bukan khimar (kerudung), seperti apakah bentuk jilbab itu?

Jilbab adalah milhafah (baju kurung) dan mula’ah (kain panjang yang tidak berjahit). Dalam kamus al-Muhith dijelaskan bahwa jilbab itu seperti sirdaab (terowongan) atau sinmaar (lorong), yakni baju atau pakaian longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

Heeem, udah kebayang belum?
Jadi busana yang harus dikenakan muslimah saat keluar dari rumah selain mengenakan kerudung, ia juga harus mengenakan jilbab (pakaian luas yang dikenakan diluar pakaian sehari-hari dan wajib diulurkan hingga menutupi ke bawah kaki).

Istiqomah dalam Mengenakan Jilbab?

Saat ini memang belum banyak muslimah yang memahami bagaimana menutup aurat yang sempurna jika berada di luar rumah. Banyak muslimah yang tidak mampu membedakan antara kerudung dan jilbab. Kalaupun ada muslimah yang mengenakan jilbab, bagi sebagian awam akan tampak “aneh” dan terkesan asing (karena belum terbiasa).

Sikap parno itu tidak hanya melanda sebagian kaum muslimin, bahkan institusi baik pendidikan maupun yang lainnya. Banyak kampus, sekolah, atau perusahaan yang melarang pelajar atau pegawainya mengenakan jilbab tapi masih diperkenankan memakai kerudung. Memutuskan untuk berjilbab, menutup aurat secara sempurna, berarti selangkah kita telah mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman :

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” [QS. al-Baqarah : 214]

Menutup aurat secara sempurna merupakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah. Bersegera dalam menjalankan perintah-Nya adalah langkah yang terbaik. Ketika pilihan tersebut terbentur dengan kebijakan institusi, pandanglah hal tersebut sebagai ujian untuk meningkatkan kadar keimanan kita. Rasulullah SAW bersabda:

“... seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Apabila agamanya kuat, maka ujian akan semakin ditambah. Apabila agamanya tidak kuat, maka ujian akan diringankan darinya...”

Sabar adalah ketika kita mengatakan yang hak dan melaksanakannya. Sikap menanggung resiko dan penderitaan di jalan Allah karena mengatakan dan mengamalkan kebenaran tanpa berpaling, bersikap lemah, atau lunak sedikitpun. Sabar yang sebenarnya adalah sabar yang tela dijadikan Allah sebagai buah ketakwaan. Allah berfirman :

“Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Yusuf : 90]

Sabar terhadap cobaan dan qadha adalah sesuatu yang akan menuntun menuju sikap konsisten, bukan sikap yang labil. Sabar yang akan mendorong untuk senantiasa berpegang teguh pada kitab Allah, bukan melemparkannya dengan dalih beratnya cobaan.

Meskipun kampus kita penuh dengan orang-orang muslim, tetapi mereka tak berdaya untuk menegakkan agama Allah dalam kehidupan kampus. Terbukti, jilbab ajah dilarang kok. Padahal mereka tahu kalau mengenakan jilbab itu wajib dan dosa jika tidak dilaksanakan. Hal seperti itu wajar terjadi karena sistem pendidikan negeri ini dibentuk oleh sistem pemerintahan yang capital. Sistem pemerintahan kapitalis akan melahirkan sistem pendidikan sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) dan sekaligus menghambat orang untuk taat kepada Allah SWT. Solusi satu-satunya yah kita harus kembali kepada sistem Islam. Karena Islam yang akan menjamin dan menaga akidah ummatnya untuk taat beribadah kepada Allah. Wallahu a’lam.